JASA MARGA PEGIAT ALAM (JASMAPALA) ALAMAT: PLAZA TOL TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA 13550, EMAIL: jasmapala@jasamarga.co.id

Minggu, 05 April 2009

JASMAPALA BANTU KORBAN SITU GINTUNG

Pertama-tama seluruh anggota Jasmapala mengucapkan belasungkawa dan turut prihatin dengan kejadian tragedi Situ Gintung semoga para korban yang meninggal dunia diterima disisi-NYA, yang dirawat segera disembuhkan dan keluarga korban yang ditinggalkan diberi ketabahan dalam menghadapi musibah yang menyedihkan ini . . . . Amin.

Pagi itu 27 Maret 2008 pukul 8.00 berita televisi menyiarkan secara langsung terjadi musibah yang memilukan akibat jebolnya tanggul Situ Gintung dan menghantam perumahan yang berada di sekitarnya. Hujan deras yang turun pada hari sebelumnya tak mampu lagi tertahan oleh tanggul yang dibuat pada zaman kolonial Belanda sekitar tahun 1930-an itu, akibatnya ratusan rumah luluh lantak, banyaknya korban jiwa pun tak terelakan.
Dan pada pukul 10.00 WIB rekan-rekan anggota JASMAPALA dengan bendera dan atribut JASA MARGA bergerak cepat menuju lokasi bencana dengan kekuatan 10 personil yang terdiri dari cabang jabotabek dan kantor pusat untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana. Kemudian pada hari berikutnya selama 7 hari berturut-turut tanpa mengenal lelah rekan-rekan Jasmapala seluruh Jabotabek dan Purbaleunyi silih berganti untuk terus membantu warga setempat mencari korban yang hilang baik yang terbawa arus dengan menyisir pinggiran sungai Pasanggerahan maupun yang terkena reruntuhan puing-puing bangunan.

Terima kasih rekan-rekan wujud kepedulian kita terhadap bencana baik dilingkungan sekitar jalan tol maupun di seluruh bumi ibu pertiwi Jasmapala selalu siap bergerak cepat dan bertindak tepat.


Selasa, 02 September 2008

PUNCAK KEMBAR DEMPO MERAPI YANG INDAH

Tim ekspedisi pendakian II Jasmapala untuk Puncak gunung Dempo - Merapi, telah bekerja jauh sebelum pendakian dimulai. Persiapan fisik, mental dan logistik telah dimulai dua bulan sebelum pemberangkatan, 17 orang pendaki diantaranya Ujang Haremen, Achmad, Wino BS dan Ramlino (Cabang Jagorawi), Jajang Sahara Nur dan Yandhi HK (Cabang Cikampek), Hasbi Fadillah (Cabang CTC), Drs. Bambang Sancoyo, Drs. Husni Anwar, MM, M Abri, Herri Yacobus dan Purwanto (Kantor Pusat).

Perjalanan dengan menapaki jalan setapak yang dibuat atau dibuka Yunial Harun, SH beserta kelompok Wanadri-nya pada tahun 1972 yang kemudian diberi nama oleh Wanadri Jalur 72. Awal pendakian dimulai menuju Pintu Rimbo selama 50 menit melalui hamparan kebun teh bukit barisan. Pintu Rimbo merupakan batas vegetasi antara perkebunan teh dengan hutan raya Gunung Dempo. Perjalan dua jam dari Pintu Rimbo ke Pos I, kami menemui atau berpapasan dengan pendaki yang akan turun, sebelum sampai di Pos I, rombongan telah berjalan kurang lebih 2 jam dan masih ada beberapa orang anggota yang masih tertinggal dibelakang, mengingat medan yang cukup berat akhirnya tim Jasmapala bermalam di Pos I.

Pos II 2600 Mdpl

Disini juga terdapat mata air selain Pos I. Pk 13.00 perjalanan dilanjutkan dengan harapan rombongan Jasmapala sampai di Cadas Makan Puyang Herlan pada pukul 16.00, route kian menanjak sehingga terasa berat bagi para pendaki, route ini ada tanjakan ada yang seperti dinding lemari yang tegak lurus sepertinya punya jendela yang ditapaki oleh pendaki berupa akar-akaran yang kuat sesudah itu pendaki harus memanjat beberapa pohon tumbang yang menghalangi jalan dengan terlebih dahulu melemparkan perlengkapan (cariel bag) ke seberang pohon. Selepas Pos II medan lintasan kian menanjak dengan kungkungan hutan yang lebat, memasuki vegetasi Cantigi kayu panjang umur udara yang berkabut mulai ada tetesan air hujan semua anggota berhenti sejenak untuk mengenakan baju hujan (rain coat). Jalur lintasan tali air yang kami lalui lembab, becek, berlumpur, ada genangan air dibeberapa tempat genangan terlihat berkilau oleh pantulan cahaya karena disinyalir mengandung minyak konon katanya salah satu jenis pohon penduduk setempat menamakannya Kayu Panjang Umur yang tumbuh sampai ke puncak Dempo mengandung dan dapat menghasilkan minyak. Dari cadas makam Puyang Herlan ke puncak Dempo memakan waktu 30-45 menit tanpa istirahatjalan yang kian kadang harus merayap berpegangan pada pohon akar-akaran agar ada keseimbangan juga agar tidak mudah tergelincir karena jalan yang licin dan basah, beberapa anggota mulai terengah-engah ada yang mulai menarik nafas panjang duduk di patahan pohon namun beberapa anggota lainnya tetap terus melanjutkan perjalanan.

Puncak Dempo 3159 Mdpl

Di Puncak Dempo pk 16. 45 cuaca cerah berkabut dan kering, kabut tersebut tidak meneteskan air yang artinya besar kemungkinan tidak akan terjadi badai, terlihat beberapa anggota tim Jasmapala yang telah tiba lebih dulu termasuk Drs. Bambang Sancoyo, Drs. Husni Anwar, MM serta beberapa orang anggota tim terlihat sangat gembira walau dari ekspresi wajah terlihat lesu lelah, mereka menyambut anggota tim yang baru sampai dengan salam dan pelukan hangat. Puncak Dempo merupakan sebuah dataran kecil di ketinggian 3159 mdpl. Dari sini pendaki dapat melanjutkan perjalanan menuju Nirwana Lembah Parapuyang, merupakan hamparan lembah diantara puncak Merapi dan puncak Dempo dilembah ini terdapat mata air berupa parit jernih dan danau. Kita dapat menyaksikan sunset maupun sunrise yang sangat mempesona, karena area disini cukup terbuka dan merupakan perpaduan antara padang pasir dan padang sapana. Lembah ini juga dikenal dengan nama lembah Makam Parapuyang, disini setidaknya terdapat lima Makam sepanjang 12 meter dan beberapa Makam kecil lainnya.

Diperjalanan menuju puncak Merapi, kami menyonsong keindahan matahari terbit sunrise di sebelah timur. Kilatan blize lampu kamera terus memberkas secara bergantian, baik yang dilakukan oleh anggota pendaki Jasmapala maupun oleh pendaki lain sejak awal pemberangkatan sampai keperjalanan menuju puncak Merapi. Di puncak Merapi para pendaki dapat menikmati pemandangan alam yang indah berupa danau kawah yang dapat berubah warna setiap saat, biru, hitam, hijau dan saat ini warna danau kawah adalah putih, dua bulan sebelumnya kawah Merapi sempat aktif dengan membubungkan asap solvatoranya dan berstatus Siaga.

Upacara Hari Kemerdekaan

Drs. Bambang Sancoyo Pimpin Upacara di Nirwana Lembah Parapuyang adapun upacara hari kemerdekaan dilaksanakan pk 08.15, dengan Komandan Upacara Hasbi Fadillah, pembawa acara M. Abri dan pembaca teks Proklamasi oleh pendaki lain. Upacara tanpa amanat ini cukup hikmat dilakukan oleh seluruh anggota Jasmapala dan 70 orang pendaki lain yang ikut dalam Upacara Hari Kemerdekaan. Misi pendakian telah dilaksanakan dengan baik semua pendaki sangat menikmati proses perjalanan pendakian. Kerja sama di alam terbuka telah melahirkan nuansa kekerabatan, persahatan yang saling membutuhan proses manajemen pendakian yang sukses, adapun sasaran pendakian kali ini adalah dalam rangka :

”MENJAGA KELESTARIAN ALAM” berdasarkan undangan panitia penyelenggara VISIT MUSI YEAR 2008

Sampai jumpa pada pendakian utama berikutnya, Semoga terealisir pendakian yang akan dilakukan oleh anggota terbaik Jasmapala menuju Puncak Kinabalu Serawak Malaysia 2009 dan Puncak Jaya Wijaya (Cartens) Papua pada tahun 2011. .▲UJ


Sabtu, 30 Agustus 2008

PUNCAK SLAMET YANG MENAKJUBKAN

Gunung Slamet, salah satu gunung di jawa yang sangat eksotis, terletak di wilayah propinsi Jawa tengah dan menjadi perbatasan 5 wilayah kabupaten yaitu Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, Bumiayu, terletak di 7°14,30' LS dan 109°12,30' BT dengan ketinggian 3432 Mdpl merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah, dan tertinggi kedua di Jawa setelah Gunung Semeru.

Dalam rangka memperingati HUT RI ke 63, Jasa Marga Pegiat Alam (Jasmapala) mengadakan pendakian ke Gunung Slamet 3432 mdpl, melalui jalur Guci pendaki Jasmapala yang berjumlah 50 orang terdiri dari seluruh Cabang Jabotabek, Surabaya, Semarang dan Kantor Pusat.

Diawali oleh 4 orang Tim Pendahulu diantaranya Toto Purwanto, Fery Maulana, Dewanto dan Achmad Muslim (Boim) untuk melakukan koordinasi sebagai langkah awal guna memperlancar Tim Jasmapala untuk melakukan pendakian, tujuan ke 4 orang tersebut selain melakukan koordinasi juga melakukan pendakian awal pada tanggal 15 Agustus 2008 guna merealokasi area pemasangan tenda pada pos V batas vegetasi dan memasang tambang sebagai alat bantu pada ketinggian 2950 Mdpl sebelum puncak, sebab route menuju puncak terdiri dari batuan vulkanik dan pasir sehingga dapat menyulitkan bahkan menguras tenaga bagi para pendaki untuk menuju puncak Segoro Wedi (lautan pasir)

POS I (Pos Pinus) 1185 Mdpl
Pada tanggal 16 Agustus 2008 tepat pukul 08.15 pendaki Jasmapala yang dipimpin oleh Ketua Rombongan Effendi dan kordinator lapangan Erwin Sulistyo melakukan pendakian, diiring oleh pendaki lainnya dengan jumlah kurang lebih 80 orang dari berbagai perkumpulan pegiat alam, pada Pos I ketinggian 1158 Mdpl para pendaki Jasmapala tidak menemui kesulitan mengingat jalur pendakian relatif landai.

POS I - POS II (Pos Pondok Pasang) 1850 Mdpl
Selepas pos I lintasan mulai menanjak dengan sajian hutan yang rimbun dan asri yang merupakan akhir dari bentangan hutan pinus terlewati, pos II merupakan tanah kosong yang cukup luas dan para pendaki Jasmapala menggunakannya tempat tersebut untuk beristirahat sejenak guna melakukan persiapan tenaga untuk menuju pos III.

POS II - POS III (Pos Pondok Cemara) 2035 Mdpl
Menuju pos III jaraknya tidak terlalu jauh dengan pos II, yaitu sekitar 45 menit pendaki Jasmapala pun menikmati track ini dengan penuh semangat yang kemudian untuk melakukan istirahat kembali guna mempersiapan perjalanan menuju pos IV yang cukup panjang dan penunuh rintangan.

POS III - POS IV (Pos Pondok Kematus) 2480 Mdpl
Track menuju pos IV ini cukup panjang, berat, dan sangat melelahkan bagi para pendaki walaupun pada jalur ini terdapat 2 pos bayangan untuk dapat digunakan melepas lelah sejenak guna dapat meneruskan perjalanan, maka disinilah para pendaki Jasmapala saling bahu membahu dengan jiwa korsa yang tinggi untuk dapat menuju pos IV, pada pos ini sangat kondusif untuk ngecamp tapi kurang bagus untuk summit attack karena jaraknya masih cukup jauh dengan puncak

POS IV - POS V (Pos Pondok Edelweiss) 2740 Mdpl
Track menuju batas vegetasi cukup terjal dan sangat menguras tenaga bagi para pendaki tak terkecuali pendaki Jasmapala namun dengan tekad yang kuat pada pukul 16.40 pendaki awal Ir. D.Denny Sudiyono tiba di pos V batas vegetasi disusul para pendaki lainnya dari Jasmapala, pada pukul 18.00 rombongan besar dari berbagai perkumpulan pegiat alam termasuk didalamnya pegiat alam dari Jasmapala mulai berdatangan tiba di batas vegetasi yaitu batas terahir yang merupakan batas vegetasi dengan batuan vulkanik bagi para pendaki untuk melakukan istirahat guna memulihkan tenaga sebelum menuju puncak.

POS V - PUNCAK SLAMET (Segoro Wedi) 3432 Mdpl
Tim Pendaki Jasmapala melakukan pendakian menuju puncak pada tanggal 17 Agustus 2008 pada pukul 04.00 Wib, dari batas vegetasi sampai puncak dibutuhkan waktu 1.5 - 2 jam mengingat di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendakian dilakukan pada pagi hari. Alhamdulillah dengan semangat yang tinggi serta cita-cita yang luhur maka tim pendaki Jasmapala tiba di Puncak Slamet pada pukul 05.30, tim pendaki Jasmapala secara keseluruhan dapat melihat puncak Slamet yang begitu besar dan hamparan kaldera yang sangat luas serta menakjubkan, yang biasa disebut dengan Segoro Wedi.


Kamis, 26 Juni 2008

NASIB HUTANKU

Ketika tetes air terakhir tercemar,

Ketika ikan terakhir terkail,

Ketika udara terakhir terkotori ,

Dan Ketika tegakan terakhir ditebang ,

Saat itulah kita sadar bahwa uang tidak ada artinya,

Dan aku harus menggambarkan hijaunya hutan,

Kicau burung serta gemericik air yang mengalir kecil,

Kusampaikan pesan kepada anakku untuk melawan hutan beton


Kamis, 29 Mei 2008

TIPS MENCEGAH HYPOTHERMIA

Beberapa hari belakangan ini, komunitas pendaki gunung Indonesia kembali kehilangan beberapa anggotanya, sebagian besar dari mereka meninggal karena kurangnya persiapan, baik alat maupun bekal, ataupun kurangnya pengetahuan survival sehingga jatuh dalam kondisi hypothermia akut.
Yang terpenting dalam kegiatan naik gunung atau kegiatan di luar (outdoor activity) adalah persiapan dan pengetahuan, salah satunya mengetahui faktor apa penyebab hypothermia, gimana mencegah hal itu terjadi, apa aja yang perlu dilakukan dan juga tindakan apa yang perlu dilakukan kalau mulai merasakan kedinginan, berikut adalah tips mencegah hypothermia di gunung :
  1. Usahakan kalau naik gunung jangan memakai kaos dari katun. Bahan katun jika basah keringat sulit keringnyai, ini biasanya menyebabkan menggigil kedinginan walaupun sudah memakai jaket tebal, sebaiknya memakai bahan sintetis (polyester/spandex/nylon) yang menyerap keringat dan berlengan panjang. Memang sih bisa ganti kaos, tapi di gunung yang sering ujan mengeringkan kaos jadi pekerjaan tersendiri, ngeringin make api unggun, wah jangan deh, kasihan hutan kita.
  2. Bawa bekal yang cukup untuk naik gunung, bekal praktis seperti coklat batangan, muesli bar, atau energy booster (seperti gel dengan glukosa, biasanya dipakai para pesepeda) sangat berguna sebagai cadangan makanan yang ringan dibawa dan menghasilkan energi lumayan. Juga biasakan mengamati sekitar, jika melewati air sungai atau daun2an yang kita kenali bisa dimakan kalau kepepet.
  3. Menjaga tubuh tetap kering dan hangat. Salah satunya selalu membawa ponco, bagaimanapun kondisinya. Kalau punya baju dan jaket tahan air (gore-tex based) juga bisa (tapi ini mahal di ongkos), jangan lupa kaos tangan dan kaos kaki, khusus kaos kaki bawa ekstra jika perlu.
  4. Kalau jalan sendiri siapkan piranti darurat komunikasi, kalau dengan teman harus saling menjaga. HP kadang kurang efektif karena tidak ada sinyal, bawa alat darurat sinyal seperti peluit atau cermin.
  5. Jangan paksakan jalan terus kalau kelelahan dan kecapaian, berhenti pasang tenda dan buat makanan atau minuman yang cepat dihidangkan, seperti teh manis atau sup instant, paksakan walaupun kurang suka, karena makanan adalah sumber energi untuk tetap jalan, selain itu makanan juga membuat tubuh jadi hangat karena memulai metabolisme tubuh.
  6. Bawa selimut darurat (emergency blanket or space blanket). Ini mungkin sudah ada di Indonesia. Bentuknya seperti lapisan aluminium foil yang tipis dan dipakai untuk menyelimuti tubuh. Fungsinya : membuat tubuh tetap hangat, merefleksikan sinar matahari dan tidak kehujanan.
Sekali lagi saya ingatkan dengan alat yang memadai tapi tidak tahu bagaimana menggunakan, hasilnya juga tidak optimal, jadi baca dan simak bagaimana melakukan teknik dasar survival di gunung, bisa baca, nanya atau dari pengalaman yang terus diasah.


Sumber :  http://www.ambarbriastuti.blogspot.com/

Senin, 05 Mei 2008

SELAMATKAN BUMI & LESTARIKAN HUTAN



Dalam rangka menyabut 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional Jasmapala melakukan kegiatan penghijauan pada ruas jalan tol Jagorawi pada tanggal 1 Mei 2008, yang kemudian keesokan harinya sekitar 300 peserta dari berbagai perkumpulan pecinta alam diantara salah satunya adalah regu pecinta alam PT Angkasa Pura melakukan pendakian masal gunung Pangrango 2958 Mdpl melalui jalur Cibodas, kegiatan yang pimpin oleh Jasmapala bekerjasama dengan FKPAB dan Green Ranger tidak hanya sekedar pendakian akan tetapi melakukan operasi bersih (menurunkan sampah-sampah dan botol mineral) di jalur Gunung Pangrango yang merupakan salah satu taman nasional paling penting di Indonesia. Luas taman ini kurang lebihnya 21 hektar yang meliputi tiga wilayah kabupaten di Jawa Barat diantaranya Cianjur, Sukabumi, dan Bogor. Taman ini perlu dijaga sebab di sanalah daerah resapan air utama untuk dikonsumsi 20 juta penduduk di hilirnya termasuk Jakarta. Jika taman ini rusak maka dipastikan warga Jakarta akan kesulitan menggunakan air bersih. Dengan moto BAKAR yang diartikan antara lain, BAKAR semangat operasi bersih di gunung, BAKAR semangat untuk melakukan penghijauan, BAKAR semangat untuk melestarikan alam ini, semoga apa yang dilakukan oleh Jasmapala, FKPAB dan Green Ranger dapat bermanfaat bagi masyarakat . . . . . Amin.


Senin, 28 April 2008

MANDALAWANGI - PANGRANGO

Senja itu ketika matahari turun ke dalam jurang-jurang mu
Aku akan datang kembali
Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku berbicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyayian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali

Dan berbicara padaku tentang kehampaan semua
Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah dan hadapilah

Dan diantara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima ini semua
Melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-jurang jurangmu
Aku cinta padamu Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup


19 Juli 1966
Soe Hok Gie (Mapala UI)