JASA MARGA PEGIAT ALAM (JASMAPALA) ALAMAT: PLAZA TOL TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA 13550, EMAIL: jasmapala@jasamarga.co.id

Selasa, 02 September 2008

PUNCAK KEMBAR DEMPO MERAPI YANG INDAH

Tim ekspedisi pendakian II Jasmapala untuk Puncak gunung Dempo - Merapi, telah bekerja jauh sebelum pendakian dimulai. Persiapan fisik, mental dan logistik telah dimulai dua bulan sebelum pemberangkatan, 17 orang pendaki diantaranya Ujang Haremen, Achmad, Wino BS dan Ramlino (Cabang Jagorawi), Jajang Sahara Nur dan Yandhi HK (Cabang Cikampek), Hasbi Fadillah (Cabang CTC), Drs. Bambang Sancoyo, Drs. Husni Anwar, MM, M Abri, Herri Yacobus dan Purwanto (Kantor Pusat).

Perjalanan dengan menapaki jalan setapak yang dibuat atau dibuka Yunial Harun, SH beserta kelompok Wanadri-nya pada tahun 1972 yang kemudian diberi nama oleh Wanadri Jalur 72. Awal pendakian dimulai menuju Pintu Rimbo selama 50 menit melalui hamparan kebun teh bukit barisan. Pintu Rimbo merupakan batas vegetasi antara perkebunan teh dengan hutan raya Gunung Dempo. Perjalan dua jam dari Pintu Rimbo ke Pos I, kami menemui atau berpapasan dengan pendaki yang akan turun, sebelum sampai di Pos I, rombongan telah berjalan kurang lebih 2 jam dan masih ada beberapa orang anggota yang masih tertinggal dibelakang, mengingat medan yang cukup berat akhirnya tim Jasmapala bermalam di Pos I.

Pos II 2600 Mdpl

Disini juga terdapat mata air selain Pos I. Pk 13.00 perjalanan dilanjutkan dengan harapan rombongan Jasmapala sampai di Cadas Makan Puyang Herlan pada pukul 16.00, route kian menanjak sehingga terasa berat bagi para pendaki, route ini ada tanjakan ada yang seperti dinding lemari yang tegak lurus sepertinya punya jendela yang ditapaki oleh pendaki berupa akar-akaran yang kuat sesudah itu pendaki harus memanjat beberapa pohon tumbang yang menghalangi jalan dengan terlebih dahulu melemparkan perlengkapan (cariel bag) ke seberang pohon. Selepas Pos II medan lintasan kian menanjak dengan kungkungan hutan yang lebat, memasuki vegetasi Cantigi kayu panjang umur udara yang berkabut mulai ada tetesan air hujan semua anggota berhenti sejenak untuk mengenakan baju hujan (rain coat). Jalur lintasan tali air yang kami lalui lembab, becek, berlumpur, ada genangan air dibeberapa tempat genangan terlihat berkilau oleh pantulan cahaya karena disinyalir mengandung minyak konon katanya salah satu jenis pohon penduduk setempat menamakannya Kayu Panjang Umur yang tumbuh sampai ke puncak Dempo mengandung dan dapat menghasilkan minyak. Dari cadas makam Puyang Herlan ke puncak Dempo memakan waktu 30-45 menit tanpa istirahatjalan yang kian kadang harus merayap berpegangan pada pohon akar-akaran agar ada keseimbangan juga agar tidak mudah tergelincir karena jalan yang licin dan basah, beberapa anggota mulai terengah-engah ada yang mulai menarik nafas panjang duduk di patahan pohon namun beberapa anggota lainnya tetap terus melanjutkan perjalanan.

Puncak Dempo 3159 Mdpl

Di Puncak Dempo pk 16. 45 cuaca cerah berkabut dan kering, kabut tersebut tidak meneteskan air yang artinya besar kemungkinan tidak akan terjadi badai, terlihat beberapa anggota tim Jasmapala yang telah tiba lebih dulu termasuk Drs. Bambang Sancoyo, Drs. Husni Anwar, MM serta beberapa orang anggota tim terlihat sangat gembira walau dari ekspresi wajah terlihat lesu lelah, mereka menyambut anggota tim yang baru sampai dengan salam dan pelukan hangat. Puncak Dempo merupakan sebuah dataran kecil di ketinggian 3159 mdpl. Dari sini pendaki dapat melanjutkan perjalanan menuju Nirwana Lembah Parapuyang, merupakan hamparan lembah diantara puncak Merapi dan puncak Dempo dilembah ini terdapat mata air berupa parit jernih dan danau. Kita dapat menyaksikan sunset maupun sunrise yang sangat mempesona, karena area disini cukup terbuka dan merupakan perpaduan antara padang pasir dan padang sapana. Lembah ini juga dikenal dengan nama lembah Makam Parapuyang, disini setidaknya terdapat lima Makam sepanjang 12 meter dan beberapa Makam kecil lainnya.

Diperjalanan menuju puncak Merapi, kami menyonsong keindahan matahari terbit sunrise di sebelah timur. Kilatan blize lampu kamera terus memberkas secara bergantian, baik yang dilakukan oleh anggota pendaki Jasmapala maupun oleh pendaki lain sejak awal pemberangkatan sampai keperjalanan menuju puncak Merapi. Di puncak Merapi para pendaki dapat menikmati pemandangan alam yang indah berupa danau kawah yang dapat berubah warna setiap saat, biru, hitam, hijau dan saat ini warna danau kawah adalah putih, dua bulan sebelumnya kawah Merapi sempat aktif dengan membubungkan asap solvatoranya dan berstatus Siaga.

Upacara Hari Kemerdekaan

Drs. Bambang Sancoyo Pimpin Upacara di Nirwana Lembah Parapuyang adapun upacara hari kemerdekaan dilaksanakan pk 08.15, dengan Komandan Upacara Hasbi Fadillah, pembawa acara M. Abri dan pembaca teks Proklamasi oleh pendaki lain. Upacara tanpa amanat ini cukup hikmat dilakukan oleh seluruh anggota Jasmapala dan 70 orang pendaki lain yang ikut dalam Upacara Hari Kemerdekaan. Misi pendakian telah dilaksanakan dengan baik semua pendaki sangat menikmati proses perjalanan pendakian. Kerja sama di alam terbuka telah melahirkan nuansa kekerabatan, persahatan yang saling membutuhan proses manajemen pendakian yang sukses, adapun sasaran pendakian kali ini adalah dalam rangka :

”MENJAGA KELESTARIAN ALAM” berdasarkan undangan panitia penyelenggara VISIT MUSI YEAR 2008

Sampai jumpa pada pendakian utama berikutnya, Semoga terealisir pendakian yang akan dilakukan oleh anggota terbaik Jasmapala menuju Puncak Kinabalu Serawak Malaysia 2009 dan Puncak Jaya Wijaya (Cartens) Papua pada tahun 2011. .▲UJ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar